Beautivi Expert 
Terkadang kita sering salah kaprah tentang arti menjaga persahabatan itu sendiri. Persahabatan dan pertemanan yang langgeng sampai tua tentu dua tipe yang berbeda. Bisa jadi bila kita memiliki teman dekat sampai tua bukan berarti dirinya adalah sahabat kita.
Karena sahabat dapat dikategorikan sebagai bentuk sosial yang lebih intim dari pertemanan. Sejatinya mencari sahabat ini sangatlah sulit di era ini. Apalagi bila didasari oleh sifat duniawi saja.
Menjaga Persahabatan dan Memilihnya
Esensi persahabatan memang sudah terlihat sejak dini. Namun seringkali nilai persahabatan itu memudar karena kita yang mulai memiliki sudut pandang berbeda.
Bayangkan begitu nikmatnya bila kita memiliki sahabat sejati sampai akhir khayat. Terlebih bagi orang-orang yang mungkin sudah tidak memiliki saudara atau keluarga.
Pada dasarnya memilih hidup yang positif dan berkumpul dengan orang yang memiliki kehidupan positif akan melahirkan persahabatan yang alami. Sedangkan seburuk-buruknya pergaulan dan memilih persahabatan di fase tersebut tidak akan memiliki persahabatan yang kuat.
Berikut adalah tips memilih dan menjaga Persahabatan Sampai Tua:
1. Memilih Orang yang Tepat
Memilih orang yang tepat dapat diimbangi dengan pola sosial yang tepat. Memang pada dasarnya sifat orang itu berbeda-beda. Terdapat sifat orang yang tulus dan ada pula sifat yang terbentuk dengan pengalaman kehidupannya.
Biasanya persahabatan yang hakiki terletak dari umur yang tidak berjauhan dengan kita. Karena dengan umur yang sebanding biasanya pengalaman hidupnya pun akan rentan sama meskipun jenis atau kronologinya berbeda.
Memilih orang yang tepat sendiri tentu harus dibangun dengan sisi positif. Menemukan orang yang berpikiran positif dengan sifat yang baik memang cukup langka.
Berbeda dengan istilah “Partner in Crime” yang akhirnya biasanya luntur karena tabungan perbuatan negatif. Oleh karena itu berdasarkan pengalaman kebanyakan orang, sahabat sejati lahir dari kegiatan positif.
Positif dalam artian orang tersebut adalah orang suci. Namun bisa jadi dari pribadi yang asalnya melakukan banyak hal negatif berubah dan berusaha untuk menjadi pribadi yang mengerjakan kegiatan positif.
Dalam Agama pun sudah dijelaskan sebaik-baiknya mencari teman adalah orang yang terus sabar dalam mengingatkan kita untuk melakukan kebaikan. Tidak perlu dilatarbelakangi orang yang suci, namun terdapat usaha untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Esa.
2. Lebih Mengenal Dengan Baik
Bila kita sudah menemukan orang yang tepat maka kita wajib mengenalnya lebih baik. Bukan menggali aib-aibnya namun melihat kesehariannya.
Mungkin kita yang biasa terkontaminasi dengan perilaku negatif lambat laun dapat berubah dan belajar dari orang tersebut. Bila kita mengetahui pribadinya dengan baik maka kita sudah memiliki gambaran kedepannya.
3. Merubah Pribadi Kita
Langkah berikutnya adalah berusaha merubah sedikit-demi sedikit pribadi kita. Bila orang tersebut memiliki pribadi yang lebih baik maka kita dapat berkomitmen untuk berubah dan dirinya pun akan memaklumi hal tersebut.
Yang asalnya lebih egois dapat menjadi pribadi yang mampu berubah. Menjadi pendengar yang baik akan sebuah keluhan dan tidak mementingkan urusan pribadi adalah kunci yang utama. Hal itu adalah unsur penting yang akan membuat persahabatan lebih kokoh.
4. Saling Belajar Kebaikan
Belajar tentang kebaikan tentu tidak didapatkan secara instan. Butuh proses yang mungkin cukup terjal untuk menggapainya. Bahkan bisa jadi orang yang dianggap sebagai sahabat kita sedang melakukan pembelajaran yang sama.
Sehingga jadilah teman yang saling menasihati dalam kebaikan secara tersirat. Agar kita mampu menjaga perasaan satu dengan yang lainnya. Kedewasaan akan timbul seiring berjalannya tanggung jawab yang kita selesaikan satu-persatu. Sehingga semua itu harus dibalut dengan kesabaran.